PENTINGNYA REVITALISASI KELOMPOK SEBAGAI MEDIA
PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN
Kelompok merupakan kumpulan dari dua orang atau
lebih yang mengadakan interaksi, memiliki tujuan atau memiliki struktur dan
pola hubungan di antara anggota yang mencakup peran, norma, dan hubungan antar
anggota, sertagroupness, dan merupakan satu
kesatuan. (Hariadi. 2011)
Dalam upaya menuju pembangunan
perikanan yang lebih maju, peran kelembagaan perikanan perlu didorong untuk
memberikan kontribusi di sektor perikanan. Kelembagaan perikanan menjadi
sebuah penggerak utama untuk mencapai kemajuan perikanan. Kelompok perikanan
yang meliputi Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan, Kelompok Pembudidaya Ikan
(Pokdakan), dan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) menjadi salah satu
kelembagaan perikanan yang berperan penting dan menjadi ujung tombak karena
kelompok tersebut merupakan pelaku utama dalam pembangunan perikanan.
Fungsi utama kelompok tersebut
pada dasarnya adalah sebagai wahana proses belajar mengajar, bekerjasama,
berproduksi, dan usaha/ bisnis. Dari fungsi utama itu, kelompok perikanan dapat
dipahami sebagai sebuah wadah atau media bagi para nelayan, pembudidaya, dan
pengolah dalam melakukan kegiatan usahanya sendiri. Keberadaan kelompok
perikanan cukup penting karena menjadi sebuah unit kerjasama antar
petani/nelayan, pembudidaya, dan pengolah hasil perikanan yang perlu bersinergi
dalam rangka meningkatkan produktivitas usahanya. Maka itu eksistensi kelompok
dapat mendukung program-program dalam pembangunan perikanan.
Dalam proses revitalisasi, eksistensi dan
keefektifan kelompok merupakan unsur yang perlu diperhatikan. Kelompok
perikanan dengan anggotanya merupakan kelembagaan sosial yang pokok dalam
sistem penyuluhan. Ia juga merupakan basis dalam aktivitas pelatihan dan
penyuluhan perikanan. Eksistensi kelompok perikanan menjadi hal yang perlu diperhatikan
secara serius mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi pada era sekarang
ini.
Kelompok perikanan sangat
penting dalam proses penyampaian informasi dan teknologi baru kepada
petani/nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar. Maka itulah peran selaku
penyuluh sebagai motor penggerak dibidang kelautan dan perikanan. Untuk itu
sangat perlu diketahui keefektifan kelompok sebagai media penyuluhan dalam
penyampaian inovasi. Metode penyuluhan kelompok lebih menguntungkan daripada
media massa karena akan terjadi umpan balik yang dapat meminimalkan salah
pengertian antara penyuluh dan pelaku utama/pelaku usaha perikanan dalam
penyampaian informasi. Dalam metode ini interaksi yang timbul antara pelaku
utama dan penyuluh akan lebih intensif. Dalam metode ini pelaku utama/pelaku
usaha perikanan diajak dan dibimbing secara berkelompok untuk melaksanakan
kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama.
Dalam melakukan upaya revitalisasi peran kelompok
perikanan, Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) bersama Penyuluh Perikanan PNS BP4K
Kabupaten Bone, melakukan kunjungan di sebuah desa yang berjarak sekitar 11 km
dari Kota Watampone, desa yang dimaksud yaitu Desa Mallari, Dusun Bacu
Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone. Kamis, 8 September 2016.
Dalam kunjungan tersebut,
Kecamatan Awangpone juga termasuk dalam 10 wilayah perikanan pesisir di
Kabupaten Bone. Hasil kunjungan di Dusun Bacu Desa Mallari, jumlah kelompok
perikanan berdasarkan data manual sebanyak 30 kelompok. Maka ini perlu dilakukan
revitalisasi kelompok. Dikarenakan, mengingat dari 30 kelompok yang ada
didaerah tersebut banyak yang tidak aktif disebabkan, rata-rata anggota yang
bergabung dalam kelompok meninggal dunia, pindah daerah, dan lain sebagainya.
Selain itu juga penyuluh
perikanan PNS yang bertugas di wilayah itu hanya satu orang, sehingga sangat
sulit dijangkau, maka itu peran Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) sangat urgent
demi membantu dan mendampingi kelompok tersebut, sehingga memudahkan penyuluh
perikanan PNS yang bertugas di wilayah dusun Bacu, Desa Mallari, Kec Awangpone,
Kabupaten Bone sangat membantu.
Dari hasil kunjungan di rumah
masyarakat, Kamis, 8/9/2016, PPB dan Penyuluh PNS BP4K melakukan pertemuan dan
diskusi dengan mengundang dan dihadiri para ketua kelompok bersama anggotanya
guna membahas permasalahan yang dihadapi saat ini.
Maka, itu upaya yang dilakukan oleh penyuluh
perikanan yakni anggota kelompok yang tidak aktif karena alasan tertentu,
dikeluarkan dari keanggotaan kelompok dan digantikan atau di masukkan kedalam
kelompok yang telah dibentuk sebelumnya, sehingga ini dapat mengefektifkan
jalannya roda organisasi suatu kelompok perikanan dalam mengelola dan
mengembangkan usahanya yang bergerak disektor penangkapan, pembudidaya, dan
pengolahan maupun perikanan. Beberapa kelompok yang telah dilakukan
revitalisasi dan efektifitas kelompok, diantaranya kelompok pembudidaya rumput
laut dan kelompok penangkapan ikan.
Salah satu hal yang menjadi
kendala dalam revitalisasi kelompok perikanan adalah kegagalan pengembangan
kelompok karena tidak dilakukan melalui proses sosial yang matang. Kelompok
yang dibentuk biasanya terlihat hanya digunakan sebagai alat kelengkapan
proyek, belum dijadikan sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat khususnya
pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara hakiki dalam memenuhi kebutuhannya.
Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
eksistensi kelompok perikanan, yakni
1. Motivasi dari anggota kelompok
Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri manusia untuk
melakukan sesuatu. Motivasi juga berhubungan dengan adanya kebutuhan atau
keinginan yang ingin dipenuhi. Semakin tinggi motivasi anggota kelompok
dalam kegiatan usahanya, maka eksistensi kelompok tersebut akan terjaga. Hal tersebut
dikarenakan adanya motivasi untuk memperoleh hasil produksi perikanan yang
baik, akan mendorong seseorang untuk terus berkarya dalam kelompok
perikanan.
2. Kohesi kelompok Tingkatan yang
menunjukkan anggota kelompok saling tertarik satu dengan yang lain menunjuk
pada kohesivitas kelompok. menurut Hariadi (2011), ada tiga makna mengenai
kohesivitas yaitu ketertarikan pada kelompok, moral dan tingkatan motivasi
anggota kelompok, serta koordinasi dan kerjasama antar anggota kelompok.
semakin tinggi tingkat kohesivitas atau ketertarikan pada kelompok maka
kelangsungan kelompok akan tetap terjaga.
3. Interaksi Semakin tinggi
intensitas interaksi yang terjadi dalam kelompok, maka kelompok akan dinamis
sehingga berpengaruh positif terhadap eksistensi kelompok.
4. Kepemimpinan dalam kelompok
Pemimpin dalam kelompok berperan penting dalam menjaga dinamika kelompok.
pemimpin berperan untuk mengorganisasikan, penggerak, teladan, pembimbing dalam
menjalankan suatu kelompok.
5. Tekanan kelompok Adanya tekanan
dalam kelompok baik luar maupun dalam kelompok berpengaruh pada eksistensi
kelompok. Sebagai contoh dalam kunjungan yang teladh diuraikan sebelumnya,
diketahui bahwa adanya tekanan dari luar berupa
rata-rata anggota yang bergabung dalam kelompok diakibatkan meninggal dunia, pindah daerah, dan lain sebagainya.
rata-rata anggota yang bergabung dalam kelompok diakibatkan meninggal dunia, pindah daerah, dan lain sebagainya.
6. Peran penyuluh Penyuluh lebih
berperan sebagai pemberi informasi kepada kelompok nelayan, pembudidaya, dan
pengolah dimana semakin tinggi intensitas penyuluhan dan sesuainya
informasi yang dibutuhkan petani/nelayan akan membuat dapat bertahan dalam
kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannnya.
Maka, itu kelompok perikanan secara tidak langsung
dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas
usahanya melalui pengelolaan usaha secara bersamaan. Kelompok itu juga digunakan
sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar pelaku utama/pelaku usaha
perikanan. Dengan adanya kelompok perikanan, para pelaku utama/pelaku usaha
dapat bersama – sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan
sarana produksi, teknis produksi dan pemasaran hasil perikanan.
Revitalisasi menjadi hal yang perlu dilakukan untuk
menjaga eksistensi kelompok perikanan. Salah satu cara yang harus dilakukan
adalah pemberdayaan kelompok sebagai motor penggerak pembangunan
perikanan. Keberadaan kelembagaan kelompok perikanan sangat penting
diberdayakan karena potensinya sangat besar. Kelembagaan kelompok tani ini
sangat efektif sebagai sarana untuk kegiatan belajar, bekerja sama, serta
pengumpulan modal kelompok dalam mengembangkan usahanya.
Revitalisasi kelompok tani
sebagai media penyuluhan juga perlu dilakukan. Kinerja penyuluhan sebagai suatu
sistem perlu dikembangkan, yakni dengan menekankan keutamaan atau meningkatkan
peran kelompok-kelompok sebagai media penyuluhan guna pemberdayaan SDM
perikanan.(Hariadi, 2005).
Dalam revitalisasi kelompok tani, telaah mengenai
eksistensi dan keefektifan kelompok tani merupakan hal yang penting. Eksistensi
dan keefektifan kelompok tani yang tinggi sebagai media penyuluhan dapat memperkuat
kedudukan kelompok tani sebagai sasaran pembangunan.
Kelangsungan kegiatan penyuluhan dapat ditinjau dari
eksistensi dan keefektifan kelompok tani.
Penyuluhan memegang peran yang
penting yaitu sebagai faktor pelancar dalam pembangunan pertanian yang
bertujuan mengadakan pendidikan dan pembinaan sumber daya manusia kepada
sasaran pembangunan pertanian melalui kelompok tani.
Kontribuor :
Yusnaadi Haswad, A.Md.Pi
Penyuluh Perikanan Bantu
(PPB) Dinas Kelautan dan Perikanan
0 komentar:
Posting Komentar