728x90 AdSpace

Latest News
Kamis, 23 Maret 2017

PENTINGNYA REVITALISASI KELOMPOK SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN

PENTINGNYA REVITALISASI KELOMPOK SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN
Kelompok merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengadakan interaksi, memiliki tujuan atau memiliki struktur dan pola hubungan di antara anggota yang mencakup peran, norma, dan hubungan antar anggota, sertagroupness, dan merupakan satu kesatuan. (Hariadi. 2011)

          Dalam upaya menuju pembangunan perikanan yang lebih maju, peran kelembagaan perikanan perlu didorong untuk memberikan kontribusi di sektor perikanan. Kelembagaan perikanan  menjadi sebuah penggerak utama untuk mencapai kemajuan perikanan. Kelompok perikanan yang meliputi Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), dan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) menjadi salah satu kelembagaan perikanan yang berperan penting dan menjadi ujung tombak karena kelompok tersebut merupakan pelaku utama dalam pembangunan perikanan.

          Fungsi utama kelompok tersebut pada dasarnya adalah sebagai wahana  proses belajar mengajar, bekerjasama, berproduksi, dan usaha/ bisnis. Dari fungsi utama itu, kelompok perikanan dapat dipahami sebagai sebuah wadah atau media bagi para nelayan, pembudidaya, dan pengolah dalam melakukan kegiatan usahanya sendiri. Keberadaan kelompok perikanan cukup penting karena menjadi sebuah unit kerjasama antar petani/nelayan, pembudidaya, dan pengolah hasil perikanan yang perlu bersinergi dalam rangka meningkatkan produktivitas usahanya. Maka itu eksistensi kelompok dapat mendukung program-program dalam pembangunan perikanan.           

Dalam proses revitalisasi, eksistensi dan keefektifan kelompok merupakan unsur yang perlu diperhatikan. Kelompok perikanan dengan anggotanya merupakan kelembagaan sosial yang pokok dalam sistem penyuluhan. Ia juga merupakan basis dalam aktivitas pelatihan dan penyuluhan perikanan. Eksistensi kelompok perikanan menjadi hal yang perlu diperhatikan secara serius mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi pada era sekarang ini.

          Kelompok perikanan sangat penting dalam proses penyampaian informasi dan teknologi baru kepada petani/nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar. Maka itulah peran selaku penyuluh sebagai motor penggerak dibidang kelautan dan perikanan. Untuk itu sangat perlu diketahui keefektifan kelompok sebagai media penyuluhan dalam penyampaian inovasi. Metode penyuluhan kelompok lebih menguntungkan daripada media massa karena akan terjadi umpan balik yang dapat meminimalkan salah pengertian antara penyuluh dan pelaku utama/pelaku usaha perikanan dalam penyampaian informasi. Dalam metode ini interaksi yang timbul antara pelaku utama dan penyuluh akan lebih intensif. Dalam metode ini pelaku utama/pelaku usaha perikanan diajak dan dibimbing secara berkelompok untuk melaksanakan kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama.  

Dalam melakukan upaya revitalisasi peran kelompok perikanan, Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) bersama Penyuluh Perikanan PNS BP4K Kabupaten Bone, melakukan kunjungan di sebuah desa yang berjarak sekitar 11 km dari Kota Watampone, desa yang dimaksud yaitu Desa Mallari, Dusun Bacu Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone. Kamis, 8 September 2016.

          Dalam kunjungan tersebut, Kecamatan Awangpone juga termasuk dalam 10 wilayah perikanan pesisir di Kabupaten Bone. Hasil kunjungan di Dusun Bacu Desa Mallari, jumlah kelompok perikanan berdasarkan data manual sebanyak 30 kelompok. Maka ini perlu dilakukan revitalisasi kelompok. Dikarenakan, mengingat dari 30 kelompok yang ada didaerah tersebut banyak yang tidak aktif disebabkan, rata-rata anggota yang bergabung dalam kelompok meninggal dunia, pindah daerah, dan lain sebagainya.

          Selain itu juga penyuluh perikanan PNS yang bertugas di wilayah itu hanya satu orang, sehingga sangat sulit dijangkau, maka itu peran Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) sangat urgent demi membantu dan mendampingi kelompok tersebut, sehingga memudahkan penyuluh perikanan PNS yang bertugas di wilayah dusun Bacu, Desa Mallari, Kec Awangpone, Kabupaten Bone sangat membantu.

          Dari hasil kunjungan di rumah masyarakat, Kamis, 8/9/2016, PPB dan Penyuluh PNS BP4K melakukan pertemuan dan diskusi dengan mengundang dan dihadiri para ketua kelompok bersama anggotanya guna membahas permasalahan yang dihadapi saat ini.

Maka, itu upaya yang dilakukan oleh penyuluh perikanan yakni anggota kelompok yang tidak aktif karena alasan tertentu, dikeluarkan dari keanggotaan kelompok dan digantikan atau di masukkan kedalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya, sehingga ini dapat mengefektifkan jalannya roda organisasi suatu kelompok perikanan dalam mengelola dan mengembangkan usahanya yang bergerak disektor penangkapan, pembudidaya, dan pengolahan maupun perikanan. Beberapa kelompok yang telah dilakukan revitalisasi dan efektifitas kelompok, diantaranya kelompok pembudidaya rumput laut dan kelompok penangkapan ikan.

          Salah satu hal yang menjadi kendala dalam revitalisasi kelompok perikanan adalah kegagalan pengembangan kelompok karena tidak dilakukan melalui proses sosial yang matang. Kelompok yang dibentuk biasanya terlihat hanya digunakan sebagai alat kelengkapan proyek, belum dijadikan sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat khususnya pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara hakiki dalam memenuhi kebutuhannya.
Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi eksistensi kelompok perikanan, yakni
1.    Motivasi dari anggota kelompok Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga berhubungan dengan adanya kebutuhan atau keinginan yang ingin dipenuhi. Semakin tinggi  motivasi anggota kelompok dalam kegiatan usahanya, maka eksistensi kelompok tersebut akan terjaga. Hal tersebut dikarenakan adanya motivasi untuk memperoleh hasil produksi perikanan yang baik,  akan mendorong seseorang untuk terus berkarya dalam kelompok perikanan.
2.    Kohesi kelompok Tingkatan yang menunjukkan anggota kelompok saling tertarik satu dengan yang lain menunjuk pada kohesivitas kelompok. menurut Hariadi (2011), ada tiga makna mengenai kohesivitas yaitu ketertarikan pada kelompok, moral dan tingkatan motivasi anggota kelompok, serta koordinasi dan kerjasama antar anggota kelompok. semakin tinggi tingkat kohesivitas atau ketertarikan pada kelompok maka kelangsungan kelompok akan tetap terjaga.
3.    Interaksi Semakin tinggi intensitas interaksi yang terjadi dalam kelompok, maka kelompok akan dinamis sehingga berpengaruh positif terhadap eksistensi kelompok.
4.    Kepemimpinan dalam kelompok Pemimpin dalam kelompok berperan penting dalam menjaga dinamika kelompok. pemimpin berperan untuk mengorganisasikan, penggerak, teladan, pembimbing dalam menjalankan suatu kelompok.
5.    Tekanan kelompok Adanya tekanan dalam kelompok baik luar maupun dalam kelompok berpengaruh pada eksistensi kelompok. Sebagai contoh dalam kunjungan yang teladh diuraikan sebelumnya, diketahui bahwa adanya tekanan dari luar berupa 
rata-rata anggota yang bergabung dalam kelompok diakibatkan meninggal dunia, pindah daerah, dan lain sebagainya.
6.    Peran penyuluh Penyuluh lebih berperan sebagai pemberi informasi kepada kelompok nelayan, pembudidaya, dan pengolah  dimana semakin tinggi intensitas penyuluhan dan sesuainya informasi yang dibutuhkan petani/nelayan akan membuat dapat bertahan dalam kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannnya.
          
Maka, itu kelompok perikanan secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usahanya melalui pengelolaan usaha secara bersamaan. Kelompok itu juga digunakan sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar pelaku utama/pelaku usaha perikanan. Dengan adanya kelompok perikanan, para pelaku utama/pelaku usaha dapat bersama – sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi, teknis produksi dan pemasaran hasil perikanan. 

Revitalisasi menjadi hal yang perlu dilakukan untuk menjaga eksistensi kelompok perikanan. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah pemberdayaan kelompok  sebagai motor penggerak pembangunan perikanan. Keberadaan kelembagaan kelompok perikanan sangat penting diberdayakan karena potensinya sangat besar. Kelembagaan kelompok tani ini sangat efektif sebagai sarana untuk kegiatan belajar, bekerja sama, serta pengumpulan  modal kelompok dalam mengembangkan usahanya.

          Revitalisasi kelompok tani sebagai media penyuluhan juga perlu dilakukan. Kinerja penyuluhan sebagai suatu sistem perlu dikembangkan, yakni dengan menekankan keutamaan atau meningkatkan peran kelompok-kelompok sebagai media penyuluhan guna pemberdayaan SDM perikanan.(Hariadi, 2005).

Dalam revitalisasi kelompok tani, telaah mengenai eksistensi dan keefektifan kelompok tani merupakan hal yang penting. Eksistensi dan keefektifan kelompok tani yang tinggi sebagai media penyuluhan dapat memperkuat kedudukan kelompok tani sebagai sasaran pembangunan.
Kelangsungan kegiatan penyuluhan dapat ditinjau dari eksistensi dan keefektifan kelompok tani.

          Penyuluhan memegang peran yang penting yaitu sebagai faktor pelancar dalam pembangunan pertanian yang bertujuan mengadakan pendidikan dan pembinaan sumber daya manusia kepada sasaran pembangunan pertanian melalui kelompok tani.
Kontribuor :
Yusnaadi Haswad, A.Md.Pi
Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) Dinas Kelautan dan Perikanan

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: PENTINGNYA REVITALISASI KELOMPOK SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN Rating: 5 Reviewed By: Rustadi 10